judul

www.kutukutubuku.com
SEARCH
Selamat Hari Ibu

Jumat, 24 Juli 2009

Jilbab, Adat Istiadat Arab?

Jilbab, Adat Istiadat Arab?

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab:59)

Berkaitan dengan ayat-ayat hijab, salah satunya ayat 59 surat Al-Ahzab, para ulama dan ahli tafsir mengemukakan wajibnya berjilbab dan menutup aurat bagi kaum wanita muslimah, di mana saja berada. Khithab ayat di atas ditujukan kepada para isteri dan anak-anak perempuan Nabi saw, serta para isteri orang beriman. Sehingga, hukum jilbab bersifat universal, berlaku atas seluruh muslimah di negeri mana pun ia tinggal.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menegaskan di dalam Al-Fatawa (XV/297). “Syariat mewajibkan seorang wanita untuk dijaga dan dipelihara dengan sesuatu yang tidak diwajibkan bagi kaum, laki-laki. Oleh kerenanya, wanita dikhususkan dengan perintah untuk berhijab, tidak memperlihatkan perhiasannya, dan tidak tabarruj (bersolek yang berlebihan). Maka, seorang wanita wajib berhijab dengan pakaian atau dengan tinggal di rumah, yang mana itu tadak diwajibkan bagi kaum laki-laki. Sebab, keluarnya seorang wanita dari rumahnya merupakan sebab timbulnya fitnah, sedangkan laki-laki adalah pemimpin bagi mereka.”

Jilbab Digugat!

Walaupun begitu sharihnya perintah berjilbab bagi kaum muslimah, namun mungkin sudah menjadi sunnatullah, jika di bumi ini lahir manusia-manusia yang lancang memprotes syariat-Nya. Ya. Jilbab kini banyak digugat! Pakaian yang telah diwajibkan Allah Ta’ala untuk dikenakan kaum muslimah itu, dianggap sebagai adat istiadat negeri Arab saja. Sehingga, jilbab dianggap tidak wajib bagi muslimah non Arab, termasuk muslimah Indonesia. Memakai jilbab ‘divonis’ hanya merupakan keharusan budaya, bukan keharusan agama. Maka, jilbab tidak dapat dipaksakan untuk diterapakan di Indonesia, karena jilbab yang dianggap sebagai produk budaya Arab itu hanya wajib untuk kaum wanita Arab saja.

Begitulah, dalam bahasa yang sederhana, gagasan yang disuarakan oleh para penentang syariat Allah. Jika kita mengklik situs www.islamlib.com di internet, situsnya orang-orang JIL (Jaringan Islam Liberal), kita akan disuguhi banyak ‘artikel menantang’ yang acapkali mendobrak tatanan syariat yang baku. Soal jilbab, kita akan menemukan tulisan-tulisan yang membuat panas jiwa. Dalam situs tersebut, Novriantoni menulis kasus jilbab padang dan ‘Fasisme kaum moralis’, Sudarto menulis Masyarakat Terkelabuhi olehFormalisasi Jilbab, Nong Darol Mahmada meluncurkan tulisan Kritik Atas Jilbab, Sri Rahayu Arman menulis Jilbab : Antara kesucian dan resistensi. Ada pula artikel Saiful Amien Sholihin yang berjudul Menyorot Aurat dan Jilbab; Andree Feillar, Di Indonesia, Tidak Pakai Jilbab Pun Ama; Nong Darol Mahmada, Hijabisasi Perempuan ddalam Ruang Publik; Musdah Mulia, Saya Keberatan Kalau Jilbab Dipaksakan. Tulisan-tulisan itu memiliki sasaran tembak yang sama, yakni mendekonstruksi syariat jilbab, mengaburkan hukum wajib jilbab yang telah ditetapkan oleh agama. Sehingga, muslimah Indonesia tak wajib memakai jilbab. Na’udzubillah!

Roni Subayu, seorang aktivis liberal, menulis di www.islib.com. “Dalam konteks Al-Quran sebagai mitos, saya berpendapat bahwa makna denotatif Al-Quran (baca : ayat muamalah) adalah bersifat lokal-temporal yang Cuma diperuntukkan bagi masyarakat di mana Al-Quran turun. Sedang unsur yang universal dan televan untuk semua tempat dan zaman ada pada makna konotatifnya. Sebagai misal, perintah jilbab dalam Al-Quran sebagaimana diisyaratkan oleh makna denotatifnya, tidaklah berarti bahwa seluruh umat Islam wajib memakai jilbab, tapi makna konotatif dari perintah tersebut adalah : Pertama, pemakaian busana untuk menutup aurat ditentukan oleh standar ‘kepantasan’ budaya masing-masing layaknya jilbab yang menjadi standar kepantasan masyarakat Arab waktu itu. Ini makna konotatif yang mungkin kita temukan pada lapisan pertama. Kedua, keharusan umat Islam ‘menghormati tradisinya’ masing-masing, sebagai masyarakat Arab memandang jilbab sebagai tradisi. Dan ini makna yang bersemayam pada lapisan berikutnya. Krdua makna konotatif inilah untuk sementara waktu yang mempresentasikan universalitas ayat jilbab. Tentu, masih diandaikan adanya tumpukan makna yang terendap dan harus terus digali dalam ayat jilbab ini.”

Tafsir Menyesatkan

Salah satu tokoh yang menolak diwajibkannya jilbab bagi seluruh kaum muslimah adalah Muhammad Sa’id Al-Asymawi, seorang tokoh liberal-pluralis asal Mesiar. Slah satu bukunya telah diterbitkan oleh Jaringan Islam Liberal (JIL) dan The Asia Foundation, April 2003, dengan judul Kritik Atas Jilbab. Pandangan yang mengatakan bahwa jilbab itu tidak wajib bisa dibaca dalam buku ini. Bahkan Al-Asymawi dengan lantang berkata bahwa hadits-hadits yang menjadi rujukan tentang perwajiban jilbab atau hijab itu adalah hadits ahad, yang tak bisa dijadikan landasan hukum tetap. Buku ini, secara blak-blakan, mengurai bahwa jilbab itu bukan kewajiban. Bahkan tradisi berjilbab di kalangan sahabat dan tabi’in, menurut Al-Asymawi, lebih merupakan keharusan budaya daripada keharusan agama.(www.islib.com)

Menurut AL-Asymawi, illat hukum pada ayat tersebut (Al-Ahzab 59), atau tujuan dari penguluran jilbab adalah agar wanita-wanita merdeka dapat dikenal dan dibedakan dengan wanita-wanita yang berstatus hamba sahaya dan wanita-wanita yang tidak terhormat, supaya tidak terjadi kerancuan di antara mereka. Illat hukum pada ayat di atas, yaitu membedakan antara orang-orang merdeka dan hamba sahaya kini telah tiada, karena masa kini sudah tidak ada lagi hamba sahaya. Dengan demikian, tidak ada lagi keharusan membedakan antara yang merdeka dengan yang berstatus budak, maka ketetapan hukum yang dimaksud menjadi batal dan tidak wajib ditetapkan berdasar syariat agama.

Tafsir nyeleneh Al-Asymawi ini banyak dikutip oleh Prof.Dr.Quraish Shihab di dalam buku-bukunya, antara lain Wawasan AL-Quran, Tafsir Al-Mishbah, dan Jilbab Pakaian Wanita Muslimah. Quraish Shihab termasuk tokoh yang berpendapat tidak wajibnya jilbab bagi muslimah Indonesia, karena jilbab adalah adat istiadat negeri Arab. Sehingga, sudah menjadi rahasia umum, jika salah satu putrinya, Najwa Shihab, sering tampil di depan publik tanpa memakai kerudung. Sungguh, kita menyayangkan, mengapa profesor pakar tafsir itu mendukung tafsir menyimpang Al-Asymawi!!

Allahu Akbar!! Biarkan ‘mereka’ terus berkicau menyuarakan kesesatan, dan tetap teguhlah, wahai para muslimah! Selalu balutlah tubuh anda dengan jilbab syar’i, di setiap waktu. Semoga Allah senantiasa memberikan keistiqamahan kepada anda. Wallahuk musta’an. (Abu Ilyas Mu’afa)

Dikutip dari : Majalah Ar-Risalah

Read More..

Selasa, 21 Juli 2009

Kesalahan Yang Menghalangi Jalan Menuju Kekayaan

Kesalahan Yang Menghalangi Jalan Menuju Kekayaan

Apa saja kesalahan finansial yang sering dilakukan orang?

1. Tidak menentukan tujuan. Bila anda tidak tahu mau kemana, bagaimana anda bisa sampai? Untuk membangun kekayaan , pertama anda harus memiliki tujuan. Terlebih dahulu anda harus menetapkan jumlah uang yang anda inginkan, setelah itu baru anda bisa membuat rencana keuangan.

2. Tidak mengatur pengeluaran kecil. Anda mungkin tahu beberapa pengeluaran umum anda, tetapi apakah anda menyadari berapa total uang yang anda keluarkan untuk hal-hal kecil? Berhati-hatilah pada pengeluaran kecil, terlebih lagi untuk yang sering terjadi, karena jika dijumlahkan akan bernilai besar.

3. Menyerahkan seluruh pengaturan keuangan pada orang lain. Anda perlu ikut serta dalam membuat rencana keuangan. Dengan adanya partisipasi ini, maka anda akan lebih memahami kondisi finansial anda sekarang. Dan anda mengurangi ketergantugan terhadap orang yang mengatur keuangan anda.

4. Mengambil cicilan rumah 30 tahun. 30 tahun adalah jangka waktu yang terlalu panjang untuk sebuah kredit. Anda akan berakhir dengan membayar harga 2 hingga 3 kali harga yang seharusnya bila anda bersikeras mencicil tagihan hingga 30 tahun. Ambillah jangka waktu yang lebih pendek, misalnya 15 tahun. Hal ini akan menghemat banyak uang anda.

5. Terlalu banyak hutang. Ingatlah bahwa setiap hutang akan membawa bunga yang harus anda bayar. Bunga hutang ini jumlahnya tidak sedikit dan secara terus menerus akan mengikis keuangan anda. Apabila anda ingin sehat secara finansial, anda harus membayar semua hutang anda secepat mungkin.

6. Tidak cukup persiapan pensiun atau terlambat memulai. Masa pensiun perlu direncanakan sedini mungkin. Semakin cepat anda memulai, maka semakin sedikit uang yang perlu anda tabung setiap bulannya.

7. Menggunakan tabungan hari tua anda sebelum waktunya. Ingat, apapun yang terjadi, jangan pernah menggunakan uang pensiun anda. Kalau tidak, akibatnya akan fatal. Bisa-bisa anda pensiun tanpa dana sama sekali.

Sahabat, selalulah waspada pada kesalahan-kesalahan finansial. Jangan sampai kesalahan-kesalahan seperti ini menghalangi jalan anda menuju kekayaan.

Sumber : Anonymous

Read More..

Minggu, 19 Juli 2009

Kerja Keras di Dunia, Sengsara di Neraka

Kerja Keras di Dunia, Sengsara di Neraka

ﻋﺎ ﻣﻟﺔ ﻦﱠ ﺼﺒﺔ﴿٣﴾ ﺘﺼﻠﻰ ﻦ ﺮﺍ ﺤﺎ ﻣﻳﺔ﴿ﻉ﴾

“Bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka),”.

(QS al-ghasyiyah 3-4)

Kita pantas salut melihat orang yang kerja keras mengais rizki, membanting tulang dan memeras keringat. Tapi, rasa salut itu akan berbalik menjadi belas kasihan, ketika kita tahu, bahwa ternyata ia adalah orang yang tidak memperhatikan akhiratnya. Tidak shalat, tidak taat dan bahkan uang yang tidak seberapa dari kerja kerasnya digunakan untuk bermaksiat. Betapa tidak, hasil dari jerih payahnya bukan kebahagiaan, tapi kepayahan yang lebih dasyat dari kepayahan yang dia alami di dunia,

“Bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka),”. (QS al-ghasyiyah 3-4)

Kerja Keras di Akhirat

Banyak variasi pendapat para ulama dalam menafsirkan firman Allah, “bekerja keras lagi kepayahan.” Apakah itu terjadi di dunia, ataukah di akhirat, yakni neraka. Al-Fakhrur Razi dalam tafsirnya menyebutkan tiga pendapat, “Bisa jadi segala kerja keras dan kepayahan yang dimaksud semua dialami di dunia, bisa jadi semuanya terjadi di akhirat, dan bisa jadi pula sebagian kepayahan itu dialami di dunia, sebagian lagi di alami di akhirat.” Beliau tidak memberikan keterangan manakah yang lebih rajih diantara tiga pendapat tersebut.

Namaun, tak ada ulam yang membantah, bahwa di neraka, penghuninya akan mengalami kerja keras dan kepayahan. Dan tak ada yang lebih payah dari kepayahan yang dialami oleh penduduk neraka.

Hasan al-Bashri ﺮﺤﻢﷲ mengatakan bahwa, “mereka dibuat kerja keras dan lelah di neraka oleh rantai dan belenggu.”

Berbeda dengan kepayahan di dunia yang berjeda dan ada kesempatan untuk istirahat. Di neraka, kepayahan akan berlangsung selamanya. Sementara makanannya duri yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan rasa lapar. Tak ada pula minuman selain air mendidih yang amat sangat panasnya.

Kerja Keras di Dunia untuk Dunia

Meskipun makna yang sudah pasti masuk dalam ayat tersebut adalah kepayahan di hari Kiamatsebagaimana diindikasikan ayat sebelum dan sesudahnya, namun tidak dipungkiri, bahwa yang mereka alami di neraka itu karena ulahnya di dunia. Sehingga banyak mengkaitkan kerja keras dan kepayahan di akhirat itu sebagai balasan atas tindakan mereka yang sesat di dunia. Ibnu Abbas berkata,”Yakni, ia telah bekerja keras dan kepayahan di dunia, lalu pada hari Kiamatdia masuk ke dalam neraka yang sangat panas.”

Kerja keras di dunia yang dimaksud bisa bermakna orang yang hanya mencari kenikmatan dunia semata. Mereka bersusah payah, membanting tulang, sekedar untuk mencari makanan dan kebutuhan hidup semata. Pada saat yang bersamaan, mereka enggan untuk mengabdi kepada Allah, meninggalkan amal yang bisa membuat mereka bahagia dan selamat di akhirat. Atau bahkan kerja kerasnya dalam rangka bermaksiat kepada Allah. Inilah pendapat yang diutarakan oleh Ikrimah dan as-Suddi,”Di dunia mereka kerja keras di jalan maksiat, sehingga merasakan kepayahan di neraka dengan adzab dan kesengsaraan.”

Alangkah mengenaskan nasib mereka. Di dunia tak menderita, di akhirat sengsara selamanya. Lantas kapan mereka bisa mendapat kebahagiaan?Penderitaan mana yang lebih berat dan kekal daripada penderitaan ini?

Islam menghasung kita untuk kerja keras. Jika kemudian hasil jerih payah yang didapatkan belum mencukupi kebutuhan, jangan sampai membuat kita putus asa, apalagi putus asa untuk mendapat kenyamanan di akhirat. Bahkan, bagi orang yang beriman, ketika mendapatkan dirinya hidup dalam kemiskinan dan penderitaan, dia terhibur dengan keyakinan, bahwa kemiskinan itu hanyalah sementara, kelak di jannah takkan lagi terasa bekasnya. Berganti dengan kenikmatan tiada tara. Dengan motivasi ini, mereka akan memperhatikan urusan akhiratnya. Bersabar dalam menghadapi cobaan, sabar dalam menjalani ketaatan, dan bersabar untuk tidak tergiur dengan cara-cara maksiat untuk mendapatkan rejeki.

Mereka itulah orang-orang yang cerdas, bahkan lebih cerdas daripada orang-orang kaya yang menjadikan dunia yang begitu singkat sebagai tujuan akhirnya. Mereka memakmurkan dunia mereka dengan cara merusak akhiratnya. Mereka memilih untuk menderita selamanya, asalkan bisa sesaat bisa bersenang-senang di dunia. Sungguh merupakan pilihan yang picik dan tak sesuai dengan nalar yang sehat.

Kerja Keras untuk Akhirat, Tapi Sesat

Penafsiran lain dari ‘kerja keras dan kepayahan’ dalam surat al-Ghasyiyah ini adalah kerja keras untuk mendapatkan pahala, namun berangkat dari keyakinan yang sesat, atau cara yang salah. Syeikh asy-Syinqithi menukil sebagian penafsiran, bahwa maksud ayat itu adalah,”Mereka kerja keras dan kelelahan dalam menjalankan ibadah yang sesat, seperti para pendeta dan uskup, begitupun dengan para pelaku bid’ah.”

Kelompok ini juga sangat memprihatinkan. Betapa tidak, mereka merasa telah menjalankan ibadah, bersusah payah untuk berbuat baik dalam persangkaannya, namun ternyata sesat.

“Katakanlah:”Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?”yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatanya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS al-Kahfi 103-104)

Mereka salah dalam berkeyakinan, keliru pula dalam menjalankan, sementara mereka menyangka di atas kebenaran. Karena itulah, ketika Umar bin Khattab melewati seorang pendeta yang sedang ‘khusuk beribadah’, beliau berhenti sejenak dan memperhatikannya. Lalu, beliau menangis sembari membaca firman Allah, “amilatun naashibah, tashla naaran haamiya,bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka).” Karena apa yang dilakukan pendeta itu adalah kekhusyukan dalam kekafiran.

Termasuk dalam kategori ini, mereka yang beribadah, baik shalat, dzikir dan amalan lain yang tidak mengikuti sunnah. Mereka yang tertarik dengan bid’ah yang diada-adakan. Syeikh asy-Syinqithi mengingatkan tatkala menafsirkan ayat ini,”Hendaknya takut akan ayat ini, orang yang beramal tanpa dasar ilmu, tapi beramal di atas bid’ah dan kesesatan.”

Umumnya, oarng yang melakukan bid’ah memiliki prasangka akan mendapatkan pahala lebih dengan menjalaninya. Padahal, bukan itu amal yang dikehendaki Allah. Syarat diterimanya amal adalah ikhlas dan benar. Ikhlas adalah beramal untuk Allah, sedangkan benar adalah sesuai dengan sunnah Rasulullah saw. Wallahu alam bish shawab. (Abu Umar Abdillah)

Dikutip dari : Majalah Ar-Risalah

Read More..

Sabtu, 18 Juli 2009

Amal Yaumi Panduan Amal Sehari Semalam

Amal Yaumi Panduan Amal Sehari Semalam

“Wahai anak Adam, sejatinya dirimu hanyalah potonhan-potongan masa, jika berlalu satu hari maka lenyap pula sebagian dirimu”(Al-Hasan Al-Basri)

Panduan Amal Sehari Semalam, sebagai berikut :

Sejak Matahari Terbit Hingga Waktu Dhuha :

Ø Shalat Dhuha.

Ø Mengerjakan sesuwatu yang berhubungan dengan manusia seperti menengok orang sakit, mencukupi kebutuhan muslim dll.

Waktu dhuha Hingga Dhuhur :

Ø Bekerja dan jangan lupa berdzikir kepada Allah.(qoilullah nama lainnya tidur sejenak di waktu siang).

Sejak Matahari Tergelincir Hingga Usai Shalt Dhuhur :

Ø Menjawab adzan yang dikumandangkan oleh muadzin.

Ø Shalat Sunnah (karena pintu-pintu langit terbuka pada waktu itu).

Ø Shalat dhuhur berjamaah.

Ø Shalat sunnah sesudah shalat dhuhur.

Usai Shalat Ba’diyah Dhuhur Sampai Ashar :

Ø Memperbanyak berdzikir.

Ø Bisa juga melanjutkan bekerja.

Waktu Ashar Hingga Matahari Mulai Menguning :

Ø Menjawab adzan yang dikumandangkan oleh muadzin.

Ø Shalat ashar berjamaah.

Ø Berdoa, berdzikir, dan membaca al-quran.

Ketika Sinar Matahari Menguning Sampai Terbenam :

Ø Membaca tasbih.

Ø Istigfar.

Ø Menutup hari dengan amal Shalih seperti sedekah.

Ketika Matahari Tenggelam Sampai Waktu Isya’ :

Ø Shalat magrib berjamaah.

Ø Memperbanyak ibadah hingga waktu Isya’.

Waktu Isya’ Hingga Menjelang Tidur :

Ø Shalat sunnah sebelum Isya’.

Ø Shalat Isya’ berjamaah.

Ø Shalat sunnah sesudah Isya’.

Tidur :

Ø Berwudlu.

Ø Bertaubat sebelum tidur.

Ø Menghilangkan rasa benci kepada sesama muslim.

Ø Berdoa Dengan doa yang disyariatkan.

Ø Mengumpulkan kedua telapak tangan lalu membaca Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Annas seraya menghembuskan nafas ditangan lalu mengusapkan Ketubuh yang dapat dijangkau sebanyak 3X.

Ø Barbaring diatas sisi tubuh bagian kanan.

Ø Membaca tasbih 33x.

Ø Membaca tahmid 33x.

Ø Bertakbir 33x.

Ø Membaca ayat kursi.

Berakhir Separuh Malam Hingga Malam Hanya Tinggal Seperenamnya :

Ø Bangun tidur dengan membaca doa bangun tidur.

Ø Shalat malam 2 rakaat 2 rakaat.

Ø Shalat witir.

Ø Banyak berdoa.

Waktu Seperenam Malam Hingga Waktu Subuh :

Ø Banyak Istigfar, karena Allah berfirman : “dan diwaktu-waktu sahur(jelang fajar) malam mereka memohon ampun (kepada Allah)”.(Qs.Adz-Dzariat:18)

Ø Memperbanyak berdoa.

Antara Terbit Fajar Hingga Terbit matahari :

Ø Shalat fajar.

Ø Shalat sunnah sebelum sholat subuh.

Ø Shalat subuh berjamaah.

Ø Berdzikir dengan dzikir yang disariatkan.

Ø Membaca al-quran.

Catatan : Setiap amalan dapat berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Read More..

Jumat, 17 Juli 2009

Fadhilah Hari Jum’at

Fadhilah Hari Jum’at

Hari Jum’at memiliki banyak keistimewaan bagi umat Islam dibandingkan dengan hari-hari lainnya. Keistimewaannya adalah :

1. Allah SWT mewajibkan ibadah shalat Jum’at kepada laki-laki mukmin muslim.

2. Allah SWT telah memberikan rahmat dan ampunannya kepada Nabi Adam a.s.

Rosulullah saw menjelaskan fadhilah hari Jum’at. Sebagai berikut :

1. Apabila seorang muslim berdoa dan memohon suatu kebaikan kepada Allah SWT pada hari Jum’at maka Allah SWT akan memberikan apa yang dimintanya.

2. Apabila hamba-hamba Allah SWT selamat pada hari Jum’at maka selamatlah mereka pada hari-hari yang lain.

3. Sesungguhnya Allah SWT menjadikan hari Jum’at sebagai hari raya mingguan bagi kaum muslim.

4. Apabila seorang muslim meninggal pada hari Jum’at / malam Jum’at maka Allah SWT akan memberi pahala syahid dan menjaganya dari azab kubur.

5. Pada hari Jum’at Allah SWT memerdekakan 600.000 oarang dari api neraka.

Berdasarkan keistimewaan tersebut para ulama menganjurkan untuk memperbanyak ibadah, membaca al-quran, dzikir, dan berdoa pada malam Jum’at / hari Jum’at.

Read More..

Rabu, 15 Juli 2009

Fadhilah Ramadhan

Fadhilah Ramadhan

Pada bulan Ramadhan, kajian dan kegiatan keislaman meningkat. Tidak mengherankan, mengingat pada bulan inilah Allah SWT menggandakan pahala kepada setiap muslim yang taqwa. Taqwa itu antara lain ditandai dengan keiklasan seorang muslim menjalankan ibadah puasa (saum).

Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran, tujuan puasa itu sendiri adalah orang-orang yang beriman mencapai ketaqwaan. Puasa pada bulan Ramadhan hanya Allah wajibkan bagi orang-orang yang beriman. Allah menyebutkan ”Ya Ayuhalladzina amanu”, bukan ”Ya ayuhalladzina muslimu” dan bukan ”Ya ayuhan-nas..”

Bagi sertiap muslim yang bertaqwa, tentu tidak akan menyia-nyiakan kedatangan bulan Ramadhan. Bulan, di mana Allah tingkatkan pahala sunnah menjadi wajib, dan Allah lipat
gandakan menjadi 70 bahkan lebih atas pahala wajib yang dilakukan pada bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lain. Dan yang istimewa, pada bulan ini, manusia yang tekun beribadah pada malam hari, insya Allah akan bertemu dengan malam lailatul qadar. Malam yang Allah lipat gandakan pahala kepada siapa saja yang beribadah pada malam itu senilai ibadah 1000 bulan. Subhanallah. Rasulullah Muhammad SAW bersabda, hanya umatnyalah yang Allah beri kesempatan mendapatkan malam lailatul qadar. Umat-umat Ibrahim AS, Isa AS dan para nabi dan rasul sebelum Muhammad SAW, tak mendapatkan malam istimewa itu. Bayangkan, ganjaran yang dapat diperoleh dengan tadarus atau shalat tahajut pada malam lailatul qadar itu, ganjarannya sama dengan kalau kita beribadah 83 tahun 4 bulan.

Dengan keistiwaan itu, pantaslah kalau Rasulullah Muhammad SAW
dalam sebuah hadisnya bersabda, ”Jika manusia mengetahui nilainya bulan Ramadhan, niscaya umatkan akan berharap agar seluruh bulan menjadi bulan Ramadhan. Setiap orang tahu, jika setahun penuh kita berpuasa, tentu itu sangat menyusahkan. Tetapi jika dibandingkan dengan keutamaan bulan Ramadhan, Rasulullah SAW mengatakan, ”Niscaya semua orang akan mengharapkan seluruh bulan menjadi bulan Ramadhan.”

Saya berdoa, semoga tulisan yang tidak seberapa ini bermanfaat bagi saya utamanya, dan pembaca lainnya. Mohon maaf jika ada kesalahan, mengingat saya ini adalah orang yang dhoif dan bodoh. Segala kebenaran datang dari Allah, saya mohon ampun kepada-Nya atas segala khilaf.

Walahu’alam

Read More..

Senin, 13 Juli 2009

Akhirnya EA resmi umumkan Command and Conquer 4


Akhirnya EA resmi umumkan Command and Conquer 4

Secara tidak sengaja / sengaja di sengaja EA mengumumkan game baru command and conquer 4. Keberadaan seri ke-4 terjawab sudah melalui pengumuman resmi EA seri yang telah berusis 15 tahun ini kabarnya telah terjual 30 juta copy diseluruh dunia Ceritanya tetap sama tentang perseteruan antara pihak The Global Defense Initiative dan The Brotherhood Of NOD dan penyelamatan manusia. Versi multiplier comand and conquer 4 dapat melibatkan 10orang / 5 VS 5. Rencananya game tersebut akan direlease tahun depan. Untuk chapter ke-4 ini EA menggambarkan kalau ini dipersiapkan khusus buat para fans yang menanti kesimpulan dari konflik GDI dan NOD ini. Storyline berisi tentang jawaban yang dinanti tentang akhir perebutan sumber energi tiberium ini.melanjutkan C&C 3, ditahun 2062 umat manusia dihadapkan sebuah krisis dan bahaya kemusnahan. Dalam waktu 6 tahun sebuah struktur kristal akan menutupi permukaan bumi dan tidak akan bisa lagi ditinggali oleh makhluk hidup mana pun. Ini mendorong masing-masing pihak GDI dan NOD sadar akan bahaya tersebut dan bertujuan yang sama yaitu menghentikan tiberium memusnahkan umat manusia.

Read More..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...